283 - 283Shares

Tidak seperti di mana pun di dunia, pemerintah Cina memberlakukan peraturan ketat selama Ramadhan, khususnya untuk populasi Muslim Uyghur di Turkistan Timur.
Pemerintah Cina telah melarang pegawai sipil Uyghur, siswa dan guru dari berpuasa selama bulan suci, menyediakan makanan dan air untuk siswa sepanjang hari. Akses ke masjid dikendalikan lebih ketat, restoran telah diperintahkan untuk tetap terbuka dan dalam beberapa kasus, para pemuka intelektual Uyghur telah ditangkap sebelumnya untuk membungkam kritik.
#China Escalates Religious Persecution of #Uyghur Muslims Before Ramadan https://t.co/WdmbC64zN9#SaveUyghur#Genocide pic.twitter.com/wRJZR70IDX
— Muslim Cyber Army (@MCAOps) May 13, 2018
Batasan dan pelarangan melaksanakan beribadah bagi Muslim Uyghur diberlakukan pertama kalinya pada tahun 2017. Pemerintah Cina mengirimkan petugas dan aparat-aparat pemerintah Cina di rumah-rumah Uyghurs dalam upaya untuk mencegah Uyghur dari berdoa dan berpuasa.
Pemerintah meluncurkan kampanye yang disebut “Bersama dalam Lima Hal” sehari menjelang bulan suci dengan para aparat yang tinggal di rumah Uyghur hingga 15 hari untuk memastikan bahwa penduduk tidak berpuasa atau berdoa. Para aparat pemerintahan Cina tinggal di rumah-rumah Uyghur sebagai cara mengintip “pandangan ideologis” dari keluarga muslim. Untuk kemudian menyebarkan hukum dan peraturan, dan kebijakan etnis dan beragama dari pemerintah Cina.
Para pejabat Cina juga memaksa para pensiunan Uyghur untuk membuat janji menjelang Ramadhan bahwa mereka tidak akan berpuasa atau berdoa selama bulan Ramadhan untuk menjadi teladan bagi masyarakat lainnya dan untuk memikul tanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada teman atau anggota keluarga mereka yang berpuasa atau berdoa juga.
Sumber: World Uyghur Congress
Be First to Comment