8.4K - 8.4KShares

Cina sekarang menjadi kreditur bilateral terbesar di Kenya, yang menyumbang 72 persen dari seluruh pinjaman luar negeri negara yang berada di pesisir timur benua Afrika itu.
Bersama dengan negara-negara Angola, Ethiopia, Sudan, Kenya dan Republik Demokratik Kongo, negara tersebut masing-masing adalah penerima terbesar di kawasan benua Afrika. Saat ini investasi asing langsung Cina di Afrika sebesar $ 210 miliar masih lebih besar daripada pinjamannya.
Namun dari sisi lain, para kritikus negara-nagara barat telah mengecam rencana China untuk memberikan hutang senilai $ 60 milyar ke Afrika.
Kenya, yang telah menjadi penerima utang sebesar $ 4 triliun guna membangun jalur rel Nairobi ke Mombasa, dikuatirkan akan bermasalah karena banyak pinjamannya dilakukan langsung kepada bank-bank Cina yang mengharuskan kredit yang harus segera dilunasi. Sejak tahun 2000, Cina telah memberikan utang senilai $ 136 miliar ke Afrika dan melakukan perdagangan tiga kali lebih banyak di benua itu daripada negara adidaya, Amerika Serikat.
Seven Countries Trapped in China’s Exploitive Loans-Debt Trap Diplomacy
Sri Lanka – Port gone
Zimbabwe N$1.99billion dollars
Angola 21.2billion dollars
Zambia 8.5 billion dollars
Djibouti
Kenya 557 billion dollars
Namibia N$1.99billion dollars @ItsBravin @BenjiNdolo pic.twitter.com/gbQo8IVeBY— Bota Nyakunu (@Botanyakunu) September 7, 2018
“Investasi China sering dalam bentuk peralatan, bahan dan tenaga kerja terampil,” kata surat kabar Times dalam editorial. “Tapi ketika datang untuk membayar kembali utang yang diinginkannya mata uang keras. China siap merebut aset strategis negara tersebut jika terjadi gagal bayar”
Namun Beijing menanggapi dengan mengatakan bahwa, tidak seperti Barat, pinjamannya datang tanpa pamrih dan pergi ke tempat dimana investasi sangat diperlukan.
Menyusul pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Xi Cina dan 54 negara Afrika, Beijing menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membuat krisis utang, namun membantu benua tersebut tumbuh lebih cepat.
Baca juga: Negara-Negara Pasifik Selatan Tersadar Resiko ‘Debt-Trap’ Diplomacy!
Keterlibatan Cina di Afrika telah meningkat secara dramatis selama 20 tahun terakhir, dengan peningkatan lebih dari 20 kali lipat menjadi US $ 220 triliun sejak tahun 2000. Sebaliknya, nilai perdagangan negara barat seperti Inggris dengan tiga mitran dagang terbesarnya – termasuk Kenya – hanya £ 13 miliar tahun lalu.
Para ahli internasional mempertimbangkan proposal baru pinjaman utang Cina, yang dikhawatirkan akan menciptakan jebakan utang baru bagi banyak negara Afrika.
Kekhawatiran negara-negara Afrika terjebak dalam perangkap utang, justru akan merusak pembangunan ekonomi negara tersebut. Padahal baru saja 13 tahun lalu negara-negara Afrika yang memenuhi kriteria ‘negara miskin’ dibatalkan utangnya melalui program Multilateral Debt Relief Initiative (MDRI) yang diprakarsai oleh IMF, IDA, dan AfDB.
Baca Juga: VOC Belanda Menjajah Melalui Adu Domba, Investasi, dan Pembangunan Infrastruktur
Kenya berutang lebih banyak ke China daripada jumlah pinjaman ke negara-negara barat, sumber pinjaman tradisional ke Afrika. Ketika Beijing melempar kreditnya ke Afrika, para analis memperingatkan risiko cekikan utang ganda dan kehilangan aset-aset strategis nasional jika terjadi gagal bayar.
Sumber: nation.co.ke
Be First to Comment