
Ditengah kerutan keningnya memikirkan anomali bangsa ini sejak beberapa tahun terakhir, Rizal Ramli, pakar ekonomi senior kelahiran 10 Desember 1954, Padang, Sumatera Barat ini masih sempat bersenda gurau.
Banyak yg minta supaya saya ngomong Padang. Sehabis Ibu meninggal, usia 6 tahun saya pindah dan tinggal di Bogor dengan Nenek. Saya ngerti bahasa Padang, tapi ngomong Padang ndak lancar. โOnde Mande, .. ๐Tuesday.. Wednesday ๐๐. Lah gilo sadonyo..๐.
โ Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) May 13, 2020
Dalam sebuah cuitannya pada akun twitter @RamliRizal miliknya, ia menuliskan telah meninggalkan kampung halamannya pada usia 6 tahun semenjak Ibunya wafat. Saat itu ia meninggalkan Padang dan tinggal di Bogor dengan neneknya. Rizal Ramli mengaku mengerti bahasa Padang (Minang), tapi berbicara dalam bahasa Minang tidak lancar.
Hal yang saat ini masih bisa diucapkan alumni Fisika Institut Teknologi Bandung ini hanyalah, “Onde Mande, .. Tuesday.. Wednesday. Lah gilo sadonyo..”
Banyak yg minta supaya saya ngomong Padang. Sehabis Ibu meninggal, usia 6 tahun saya pindah dan tinggal di Bogor dengan Nenek. Saya ngerti bahasa Padang, tapi ngomong Padang ndak lancar. โOnde Mande, .. ๐Tuesday.. Wednesday ๐๐. Lah gilo sadonyo..๐.
โ Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) May 13, 2020
Ngabanyol nya pak? Hehehe. Punten bade nyarios. Simkuring ngahaturken nuhun pisan ka bapak ano parantos “Bersuara Ttg Kebenaran”. Sebab teu seu’eur jalmi nu gaduh kawani sareng elmu pengetahuan lantang mamatahan Pemerintah. Salut. Mugi sehat pak RR.
โ Hyde (@hyde251289) May 13, 2020
Tertarik dengan pemikiran dari doktor ekonomi lulusan Universitas Boston ini? Silakan follow cuitannya di twitter!
Be First to Comment